Banyuwangi – Cabang Olahraga Woodball atau bola kayu ini terdengar masih asing di telinga. Olahraga ini masuk di Indonesia sekitar tahun 2006. Cabor asal Taiwan yang mirip dengan olahraga golf ini dibawa masuk ke negri ini oleh Tandiono Jacky.
Di Banyuwangi sendiri, Woodball baru beredar sekitar tahun 2019 lalu. Pertama kali dikenalkan oleh salah seorang mahasiswa Unesa asal Kecamatan Tegaldlimo.
Olahraga ini merupakan modifikasi dari golf yang dapat dilakukan di tanah lapang. Olahraga ini menggunakan mallet (tongkat), bola, gate (gawang kecil) dan fairway (lintasan).
Woodball merupakan olahraga yang membutuhkan manajemen diri karena dibutuhkan ketenangan diri selain juga skill dan konsentrasi yang baik.
Woodball pada prinsipnya adalah memasukkan bola ke dalam gate dengan cara memukul bola dengan mallet (tongkat) dengan jumlah pukulan yang paling sedikit sampai bola masuk gate. Dan menghindari bola keluar dari batas lapangan (Out Bound/OB).
“Sebagai wasit woodball harus memiliki stamina yang bagus karena untuk 1 kali putaran permainan bisa memakan waktu kurang lebih 2 jam. Wasit secara keseluruhan harus mampu mengarahkan dan mengelola permainan hingga berjalan lancar. Wasit akan memberikan penilaian dan signal pelanggaran kepada pemain. (berbagai sumber)
Peraturan Permainan Woodball